kiat menjadi guru les
sudah sedari dulu ingin aku ungkapkan perasaan ini. halah. puitis banget.
ya. aku udah 5 tahun menjadi guru les. semua diawali dari merosotnya prestasi rifki, murid pertamaku.
dia masuk di urutan 36 dari 40 siswa. orangtuanya yang lagi gamang saat itu memintaku untuk ngajar anaknya. aku pun mengiyakannya, itung-2 biar masih ingat pelajaran.hehehe.
eh ternyata aku kualat, si rifki secara drastis prestasinya naik tajam. ia berhasil menduduki peringkat ke 3 di kelasnya (kebetulan disekolahnya ada report prestasi tiap bulan). dari sana aku menyadari potensiku sebagai seorang guru.
dari keberhasilanku mengajar rifki inilah, si Fita-teman sekelasnya yang juga anak dari sahabat mamanya rifki, meminta aku untuk mengajarnya juga. belum nampak perubahan drastis di Fita. namun semester berikutnya (ketika ia menginjak SMP) aku mencoba untuk menggenjot prsetasi fita, dan ia pun berhasil meraih juara 1 paralel disekolahnya.
ah aku semakin menjadi-jadi. aku semakin ingin mempositioningkan diriku sebagai guru. dan untuk saat ini aku baru bisa menjadi guru les. it's ok.
lalu muridku berikutnya adalah si Zafid. 2 bulan lagi (saat itu) ia akan mengikuti Unas SMP. dari tes awal yang aku berikan padanya, akau baru menyadari, sepertinya daya pikirnya tidak selayaknya anak SMP kelas 3, tetapi kls 5 SD dimana masih kesulitan untuk menjumlahkan pecahan, perkalian, dll.
cukup miris. namun aku harus membangun strategi agar ia bisa berhasil.
blablablabla....
2 bulan yang cukup menegangkan, setiap hari ia menunjukkan progres yang luar binasa (luar biasa, maksudnya), yang pada akhirnya aku baru tahu kalo ternyata ia mendapatkan nilai 9 di unas matematikanya. wouw....
aku semakin menjadi-jadi.
aku pun lalu terkenal sebagai ahli "spesialis menjelang unas". hahaha. gelaryang diberikan oleh orangtua siswa.
dari orangtua siswa itulah maka aku semakin lama semakin dikenal. dan sekarang aku sendiri tidak bisa menghitung jumlah muridku lagi. sebagian besar harus aku berhentikan karena waktu yang sangat tidak memungkinkan, maka aku pun memilih beberapa murid dengan pertimbangan :
1. jarak (aku ambil yang dekat dengan rumah, dan dekat dengan kampus)
2. yang jauh lebih membutuhkanku (ada beberapa siswa yang sudah pandai dan sudah "bisa dilepas", maka aku melepaskan)
3. murid-2 lama (rifki, fita adalah priorotasku. anaknya asik pol buat guyon. udah aku anggap adik kandung sendiri. apalagi setelah mamanya fita meninggal).
4. gajinya yang besar (hehehe ga munafik aku juga butuh duit. jadinya harus mencari siswa yang bisa kasih gaji tinggi. lho?). tapi ga segitunya kok. walaupun gajinya tinggi tapi kalo jaraknya jauh ya males. pernah ditawari kawan untuk mengajar dengan gaji 150ribu / pertemuan. wouw. gila aja. aku aja di Sby paling mahal 50 ribu / pertemuan. tapi jauhnya itu loh....jakarta men!!!
diartikel ini aku mau cerita tentang murid-2ku, prestasinya, sifatnya, dll. tapi ntar ya....
pelan-2
aku harus adaptasi dengan internet dulu setelah sekian lama ga megang blas.hahaha
ya. aku udah 5 tahun menjadi guru les. semua diawali dari merosotnya prestasi rifki, murid pertamaku.
dia masuk di urutan 36 dari 40 siswa. orangtuanya yang lagi gamang saat itu memintaku untuk ngajar anaknya. aku pun mengiyakannya, itung-2 biar masih ingat pelajaran.hehehe.
eh ternyata aku kualat, si rifki secara drastis prestasinya naik tajam. ia berhasil menduduki peringkat ke 3 di kelasnya (kebetulan disekolahnya ada report prestasi tiap bulan). dari sana aku menyadari potensiku sebagai seorang guru.
dari keberhasilanku mengajar rifki inilah, si Fita-teman sekelasnya yang juga anak dari sahabat mamanya rifki, meminta aku untuk mengajarnya juga. belum nampak perubahan drastis di Fita. namun semester berikutnya (ketika ia menginjak SMP) aku mencoba untuk menggenjot prsetasi fita, dan ia pun berhasil meraih juara 1 paralel disekolahnya.
ah aku semakin menjadi-jadi. aku semakin ingin mempositioningkan diriku sebagai guru. dan untuk saat ini aku baru bisa menjadi guru les. it's ok.
lalu muridku berikutnya adalah si Zafid. 2 bulan lagi (saat itu) ia akan mengikuti Unas SMP. dari tes awal yang aku berikan padanya, akau baru menyadari, sepertinya daya pikirnya tidak selayaknya anak SMP kelas 3, tetapi kls 5 SD dimana masih kesulitan untuk menjumlahkan pecahan, perkalian, dll.
cukup miris. namun aku harus membangun strategi agar ia bisa berhasil.
blablablabla....
2 bulan yang cukup menegangkan, setiap hari ia menunjukkan progres yang luar binasa (luar biasa, maksudnya), yang pada akhirnya aku baru tahu kalo ternyata ia mendapatkan nilai 9 di unas matematikanya. wouw....
aku semakin menjadi-jadi.
aku pun lalu terkenal sebagai ahli "spesialis menjelang unas". hahaha. gelaryang diberikan oleh orangtua siswa.
dari orangtua siswa itulah maka aku semakin lama semakin dikenal. dan sekarang aku sendiri tidak bisa menghitung jumlah muridku lagi. sebagian besar harus aku berhentikan karena waktu yang sangat tidak memungkinkan, maka aku pun memilih beberapa murid dengan pertimbangan :
1. jarak (aku ambil yang dekat dengan rumah, dan dekat dengan kampus)
2. yang jauh lebih membutuhkanku (ada beberapa siswa yang sudah pandai dan sudah "bisa dilepas", maka aku melepaskan)
3. murid-2 lama (rifki, fita adalah priorotasku. anaknya asik pol buat guyon. udah aku anggap adik kandung sendiri. apalagi setelah mamanya fita meninggal).
4. gajinya yang besar (hehehe ga munafik aku juga butuh duit. jadinya harus mencari siswa yang bisa kasih gaji tinggi. lho?). tapi ga segitunya kok. walaupun gajinya tinggi tapi kalo jaraknya jauh ya males. pernah ditawari kawan untuk mengajar dengan gaji 150ribu / pertemuan. wouw. gila aja. aku aja di Sby paling mahal 50 ribu / pertemuan. tapi jauhnya itu loh....jakarta men!!!
diartikel ini aku mau cerita tentang murid-2ku, prestasinya, sifatnya, dll. tapi ntar ya....
pelan-2
aku harus adaptasi dengan internet dulu setelah sekian lama ga megang blas.hahaha
Label: pendidikan