Sabtu, 28 April 2012

Pulau Sejuta Impian (part 3)

Rabu, 25 April 2012 Kapal ekspress kami berangkat pukul setengah 11. Kami tidak ingin menyia-nyiakan sisa waktu kami. Pagi-pagi setelah sholat shubuh, kami pinjam motor kembali untuk berkeliling ke Lagon Lele, salah satu permukiman warga di pelosok Karimun Jawa. Setelah melalui beberapa tanjakan gunung, lalu turun ke bawah, akhirnya kami menemukan sebuah tempat yang sangat indah. Sebuah teluk dengan pasir putih disekelilingnya. Teluk itu sepi. Sangat sepi. Hanya 1 orang nelayan yang menampakkan dirinya, lalu ambil perahu, dan lalu pergi. Tinggallah aku dan Leo di sebuah pantai sepi yang sangat indah itu. Dipinggir-pinggirnya terdapat jajaran pohon bakau. Dibalik pohon bakau berdiri tegak pepohonan kelapa dan berbagai jenis pepohonan yang lain. Persis seperti pion dan buah catur lain di belakang pion. Kami bermain-main pasir yang ada disana. Mengumpulkan beberapa kerang dan bebatuan pantai. Sesekali terdengar riuh ombak kecil yang bersenandung menyambut pagi. Dan.....lagi-lagi kami disuguhi atraksi alam yang luar biasa. Di depan kami persis nampak matahari dengan gagahnya muncul dari balik lautan......SUNRISE.
Kalau petang kemarin kami dipertunjukkan dengan sunset, pagi ini kami melihat sunrise ala Karimun Jawa PERSIS di depan mata kami. Sinarnya perlahan-lahan masuk kedalam air menunjukkan isi laut dengan karang-karangnya yang sangat indah. Kueeerrreeeeennnnn!!!! Saatnya kami harus kembali. Kami tidak ingin ketinggalam kapal. Oya, kapal disana berangkat SELALU tepat waktu. Tidak ada telat. Jadi kami harus datang kesana dengan tepat waktu pula. Setelah berpamitan dengan semuanya: kakek, nenek, mas Kuntet, mas Biyan and crew, serta pemilik warung Sunda, kami pun bergegas menuju pelabuhan. Sedih rasanya meninggalkan pulau ini. Sambil menunggu pemberangkatan, kulayangkan pandanganku ke dasar lautan. Disana nampak ikan-ikan bergerumbul seolah-olah ingin menyaksikan pemberangkatanku. Aku merasa mereka berkata “sampai jumpa, saudara. Kuharap bisa bertemu kamu lagi disini”. Aku semakin sedih. Kata anak-anak kecil yang ada disana, tidak seperti biasanya, ikan ini berhenti disini berjumlah ribuan. Anak-anak kecil itu gembira menyaksikan gerombolan ikan, sambil memanggil kawan-kawannya yang lain, dan lalu memancingnya.
Aku semakin sedih melihat kawan-kawan baruku (ikan-ikan kecil itu) mengantarkanku sampai di pelabuhan. insyaAllah aku akan kesini lagi kawan. Bersama istri dan kawan-kawanku yang lain. 2 jam perjalanan kapal ekspress ini aku jalani dengan melamun. Melamunkan kesedihanku berpisah dengan pulau impian ini. Sekarang aku harus kembali ke dunia nyata. Tidak lagi bermimpi. Sesampainya di pelabuhan Kartini, kami langsung menyewa becak ke terminal bus. Dari teminal bus, kami naik bus arah Semarang turun di pertigaan Trengguli. Ongkosnya hanya 8 ribu. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan kami ke Surabaya naik bus jurusan Semarang – Surabaya. Dibutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan dari pertigaan Trengguli tersebut ke terminal Bungurasih di Surabaya. Sejuta kenanganku tak akan kulupakan bersama pulau yang kuberi nama: PULAU SEJUTA IMPIAN.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda