terbaik
tadi malam aku merenung. mencoba memahami arti "terbaik".
aku lihat rerumputan. ada yang mahal, ada yang murah. tentunya, yang mahal terlihat lebih bagus. aku lalu bertanya kenapa ia mau menjadi rumput yang bagus, padahal ia kan di injak-injak, oleh pemain bola misalnya. ternyata untuk menjadi rumput yang bagus, dia harus memiliki ketahanan utk diinjak-injak. menahan siapapun yang berdiri diatasnya. bagi rumput yang jelek, ia mungkin akan menyerah, lalu mati, gersang. rumput melakukan yang terbaik bagi siapapun yang ingin menikmati dirinya.
aku juga membayangkan seekor kuda. ada yang biasa dan ada yang luarbiasa. ternyata, kuda yang mahal adalah kuda yang handal, seperti tokoh kuda dalam film "the spirit: stallion of the cimaron" misalnya. ia tidak menyerah pada apapun. dia mencoba menahan siapapun yang duduk diatas pundaknya. dia berlari sekencang mungkin, melebihi yang kuda lain mampu mereka raih. dia berbuat yang terbaik bagi tuannya, juga berbuat yang terbaik bagi siapapun yang berurusan dengannya.
aku juga melirik burung yang sedang bertengger di sebelahku. aku masih bertanya, apa yang membuat burung dikatakan seekor burung yang terbaik? ternyata, ia harus mampu terbang lebih lama, lebih tinggi dan lebih jauh. capek memang. dikala teman-temannya berhenti karena kecapekan, dia masih terus berjuang untuk mencapai masterpiece-nya. sayapnya mungkin mengahantam awan-awan seperti pesawat yang tergoncang ketika menghantam awan. matanya pun mungkin pedih seperti mata kita ketika terkena asap rokok atau asap motor. tapi ia masih terus terbang. ia berbuat yang terbaik.
aku juga teringat akan dongeng ayahku tentang seorang petinju legendaris, Mohammad Ali yang selalu memenangkan pertandingannya. ia selalu bertahan dengan pukulan lawannya. ia terus menahan sampai beberapa ronde, hingga lawannya pun kecapekan memukul. lalu ia pun menyerang. ia mampu menjadi yang terbaik karena ia berbuat yang terbaik.
lalu, apa sih "terbaik" itu?
hasil renunganku, terbaik adalah sesuatu yang lebih dari semua yang ada.
sesuatu yang terbaik bukan datang dengan sendirinya, dengan tiba-2, tapi ini merupakan sebuah hadiah dari Tuhan atas apa yang kita lakukan diatas sunnahNya (hukum-Nya). dan kita melakukannya dengan sepenuh hati. selalu melakukannya dengan "lebih" dari yang orang lain lakukan. dengan yang "terbaik" dari yang kita bisa lakukan. ibarat, sampai harus meneteskan darah yang terakhir, itu boleh.
jadi teringat beberapa waktu lalu ketika membina adik-2 aulia. disana aku memberikan materi tentang "manajemen kompetisi".
kala itu aku bertanya, siapa diantara mereka yang bisa rangking 1 disekolahnya. tak ada yang berani menjawab. aku lanjtkan bertanya, siapa diantara teman-2 mereka yang mereka takutkan& mereka anggap sbg lawan yang paling berat. serentak mereka menjawab "Dio". dio adl anak keturunan jepang yang satu sekolah dengan mereka. secara fasilitas, dio sangat mendukung, mulai dari buku-2 bacaan, pelajaran, komputer, les ini itu, dll.
saat itu aku yakinkan ke mereka, mereka pasti bisa.
untuk bisa menyalip mobil yang kecepatannya 100km/jam yang sudah jauh didepan kita, maka kita harus melaju lebih dari kecepatan itu. bayangkan jika kecepatan kita sama, atau bahkan (mungkin) pelan! jangan pernah terpikir untuk menyalipnya.
untuk itu, aku minta mereka mendata si dio, berapa kecepatan belajarnya.
esoknya, adik-adik membawa datanya, tiap hari dio belajar sekian jam, buku -2 yang sudah dibaca dio adalah ini itu, dio juga les sekian jam, dio main tiap jam ini, dll, dll, dll.
wouw.....!!
itu adalah kecepatan dio. utk menyalipnya, maka mereka harus lebih cepat dari itu. si Maulida, adalah adik binaku yang tidak terima jika dio berada didepannya. cewek kecil yang satu ini, belajar dengan sungguh-2. kecepatannya melampaui kecepatan dio. dia belajar buku-2 yang (bahkan) belum diajarkan oleh gurunya.
alhasil, raportan semester lalu maulida mendapatkan rangking 1 disekolahnya (pararel).
itulah makna "terbaik" (menurutku). selalu berbuat lebih dari yang orang lain bisa lakukan. berbuat lebih dari apa yang kita terima. hasil akan mengikuti usaha kita. jika kita tidak berhasil atau tidak mendapatkan hasil, maka percayalah, itu akan menjadi "tabungan" keberhasilan kita yang akan di "rapel" untuk keberhasilan kita berikutnya.
so, tunggu apa lagi, ayo berbuat yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik!!!
see u at the top of success!!!
aku lihat rerumputan. ada yang mahal, ada yang murah. tentunya, yang mahal terlihat lebih bagus. aku lalu bertanya kenapa ia mau menjadi rumput yang bagus, padahal ia kan di injak-injak, oleh pemain bola misalnya. ternyata untuk menjadi rumput yang bagus, dia harus memiliki ketahanan utk diinjak-injak. menahan siapapun yang berdiri diatasnya. bagi rumput yang jelek, ia mungkin akan menyerah, lalu mati, gersang. rumput melakukan yang terbaik bagi siapapun yang ingin menikmati dirinya.
aku juga membayangkan seekor kuda. ada yang biasa dan ada yang luarbiasa. ternyata, kuda yang mahal adalah kuda yang handal, seperti tokoh kuda dalam film "the spirit: stallion of the cimaron" misalnya. ia tidak menyerah pada apapun. dia mencoba menahan siapapun yang duduk diatas pundaknya. dia berlari sekencang mungkin, melebihi yang kuda lain mampu mereka raih. dia berbuat yang terbaik bagi tuannya, juga berbuat yang terbaik bagi siapapun yang berurusan dengannya.
aku juga melirik burung yang sedang bertengger di sebelahku. aku masih bertanya, apa yang membuat burung dikatakan seekor burung yang terbaik? ternyata, ia harus mampu terbang lebih lama, lebih tinggi dan lebih jauh. capek memang. dikala teman-temannya berhenti karena kecapekan, dia masih terus berjuang untuk mencapai masterpiece-nya. sayapnya mungkin mengahantam awan-awan seperti pesawat yang tergoncang ketika menghantam awan. matanya pun mungkin pedih seperti mata kita ketika terkena asap rokok atau asap motor. tapi ia masih terus terbang. ia berbuat yang terbaik.
aku juga teringat akan dongeng ayahku tentang seorang petinju legendaris, Mohammad Ali yang selalu memenangkan pertandingannya. ia selalu bertahan dengan pukulan lawannya. ia terus menahan sampai beberapa ronde, hingga lawannya pun kecapekan memukul. lalu ia pun menyerang. ia mampu menjadi yang terbaik karena ia berbuat yang terbaik.
lalu, apa sih "terbaik" itu?
hasil renunganku, terbaik adalah sesuatu yang lebih dari semua yang ada.
sesuatu yang terbaik bukan datang dengan sendirinya, dengan tiba-2, tapi ini merupakan sebuah hadiah dari Tuhan atas apa yang kita lakukan diatas sunnahNya (hukum-Nya). dan kita melakukannya dengan sepenuh hati. selalu melakukannya dengan "lebih" dari yang orang lain lakukan. dengan yang "terbaik" dari yang kita bisa lakukan. ibarat, sampai harus meneteskan darah yang terakhir, itu boleh.
jadi teringat beberapa waktu lalu ketika membina adik-2 aulia. disana aku memberikan materi tentang "manajemen kompetisi".
kala itu aku bertanya, siapa diantara mereka yang bisa rangking 1 disekolahnya. tak ada yang berani menjawab. aku lanjtkan bertanya, siapa diantara teman-2 mereka yang mereka takutkan& mereka anggap sbg lawan yang paling berat. serentak mereka menjawab "Dio". dio adl anak keturunan jepang yang satu sekolah dengan mereka. secara fasilitas, dio sangat mendukung, mulai dari buku-2 bacaan, pelajaran, komputer, les ini itu, dll.
saat itu aku yakinkan ke mereka, mereka pasti bisa.
untuk bisa menyalip mobil yang kecepatannya 100km/jam yang sudah jauh didepan kita, maka kita harus melaju lebih dari kecepatan itu. bayangkan jika kecepatan kita sama, atau bahkan (mungkin) pelan! jangan pernah terpikir untuk menyalipnya.
untuk itu, aku minta mereka mendata si dio, berapa kecepatan belajarnya.
esoknya, adik-adik membawa datanya, tiap hari dio belajar sekian jam, buku -2 yang sudah dibaca dio adalah ini itu, dio juga les sekian jam, dio main tiap jam ini, dll, dll, dll.
wouw.....!!
itu adalah kecepatan dio. utk menyalipnya, maka mereka harus lebih cepat dari itu. si Maulida, adalah adik binaku yang tidak terima jika dio berada didepannya. cewek kecil yang satu ini, belajar dengan sungguh-2. kecepatannya melampaui kecepatan dio. dia belajar buku-2 yang (bahkan) belum diajarkan oleh gurunya.
alhasil, raportan semester lalu maulida mendapatkan rangking 1 disekolahnya (pararel).
itulah makna "terbaik" (menurutku). selalu berbuat lebih dari yang orang lain bisa lakukan. berbuat lebih dari apa yang kita terima. hasil akan mengikuti usaha kita. jika kita tidak berhasil atau tidak mendapatkan hasil, maka percayalah, itu akan menjadi "tabungan" keberhasilan kita yang akan di "rapel" untuk keberhasilan kita berikutnya.
so, tunggu apa lagi, ayo berbuat yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik!!!
see u at the top of success!!!
1 Komentar:
Menarik dan inspiratif sekali, mengambi pembelajaran dan definisi dengan membaca alam :-)
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda