Sabtu, 25 Oktober 2008

Jempol


Jempol


Ini adalah hasil training yang aku adakan kemarin bersama Bp. Bagoes Sanyoto. Training yang aku khususkan untuk teman-teman yang punya visi yang sama yakni perubahan bagi bangsa ini ternyata sangat luar biasa. Alhamdulillah antusias teman-teman untuk mengikuti acara ini sangat tinggi. Mereka dengan semangatnya datang tepat waktu. Bahkan ada peserta dari banyuwangi yang khusus ke Surabaya untuk mengikuti acara ini. Dan mereka datang dari jam 7 pagi.
2 jam adalah waktu yang sangat singkat untuk mengerti tentang materi yang luarbiasa ini. berikut adalah salah satu pembahasannya :


Jempol

Mungkin kita sering sekali meremehkan salah satu anggota badan yang diberikan Allah ini. Padahal, Allah memberikan petunjuk dan ilmu pengetahuan dari setiap hal yang Ia ciptakan.

Jempol adalah symbol dari sesuatu yang bagus/ sesuatu yang baik. Kita sering memberi atau menunjukkan jempol kita sebagai tanda atau ekspresi dari ketakjuban kita atau apresiasi kita terhadap sesuatu.


Jempol tidak pernah digunakan untuk cebok atau untuk ngupil. Ini artinya jempol tidak pernah digunakan untuk sesuatu yang tidak bagus. Inilah seharusnya kita tidak boleh meletakkan sesuatu kebaikan untuk sesuatu hal yang buruk, karena memang itu bukan tempatnya.


Jika kita berwudhu, maka kita kita mendahulukan tangan. Ini berarti kita ini sering sekali berbuat hal yang buruk, sebelum mengucapkan yang buruk, berpikir yang buruk, melihat yang buruk, dan lain-lain. “Perbuatan buruk” kita selalu mengawali hal-hal buruk yang lain.


Coba kita mengeruk sesuatu (pasir misalnya) dengan tangan kita, namun tanpa jempol. Berapa yang kita dapatkan? Lalu coba sekali lagi dengan tangan, namun sertakan jempol kita. Berapa banyak yang kita dapatkan saat ini? Bandingkan. Pasti lebih banyak dengan menggunakan jempol bukan. Luarbiasa peran kebaikan bagi kehidupan kita. Meskipun kecil dan (kadang) kita anggap tak berarti, namun kebaikan kecil itu mampu memberikan perubahan besar bagi kehidupan ini.


Bagi anak muda, jempol sangat berarti. Bisa untuk main PS, nekan tombol spasi di keyboard, bisa sms-an.
Ternyata didalam jempol terdapat syaraf-syaraf yang cukup penting. Aku jadi teringat dulu ketika aku sakit gigi, tiba-tiba teman sekelasku memijat jempolku, dan sakitku pun berkurang. Ternyata disana ada syarafnya gigi. Dan dari pak Bagoes, aku baru tahu ternyata salah satu fungsionalisasi otak juga berasal dari jempol.


Coba rentangkan semua jari kita. Jajarkan dan rapatkan. Jempol berada dipaling bawah, sedangkan 4 jari lainnya bisa merapat dengan seimbang. Jempol memang ada dibawah. Itulah hidup. Terkadang kebaikan selalu diremehkan. Ia selalu sendiri, tanpa teman. Aku berpikir, itulah kenapa, kebaikan selalu berjumlah sedikit. Banyak orang bersekutu untuk kejahatan. RUU pornografi misalnya, yang hingga saat ini belum jelas juga jluntrungannya karena banyak orang yang tidak setuju, termasuk butet kertarajasa yang tadinya aku kagumi (maaf butet, aku kecewa padamu).


Islam adalah satu-2nya agama yang mengajarkan berdoa dengan tangan yang terbuka. Ini membuktikan kalo islam memang agama yang benar-2 mengajarkan ke-hamba-an seorang makhluk dengan khaliknya.


Angka yang tertulis di telapak tangan kanan adalah I^ yang artinya 18, sedang angka yang tertulis di sebelah kiri ^I yang artinya 81. Ini mengajarkan pada kita bahwa perbandingan antara kebaikan (kanan) dan kejahatan (kiri) adalah 2:9. Luarbiasa, bukan? Bayangkan suatu saat keadaan ini semakin memburuk. Bukan lagi 2:9, namun menjadi 2:99.
Tidak usah kaget. Karena suatu saat ini akan terjadi.
Sekarang saja, orang-2 sudah menanam dan menyebar benih kejahatan seluas-2nya bahkan kepada anak-2 usia kecil. Contoh nyatanya adalah lagu “racun” yang dinyanyikan oleh grup band “the changcuters”. Seluruh pelosok negeri ini sudah tahu lagu itu. Anak-anak muda sangat menggandrunginya, bahkan dijadikan lagu wajib di beberapa kompetisi band. Orang tua juga menggunakan lagu itu untuk melatih bicara pada anaknya yang masih belajar bicara. Tahukah kita bahwa ada lirik yang SANGAT TIDAK PANTAS UNTUK DISAMPAIKAN, “wanita….racun dunia….”. kawan, pantaskah lirik ini diucapkan, diajarkan pada anak-2, dinyanyikan anak muda? Lihat dan tunggu saja moment dimana kehidupan bangsa kita akan hancur. Wanita menjadi dilecehkan, tak ada nilainya. Bukankah ini adalah gambaran jaman kejahiliaan dulu, jaman dimana masyarakat Quraisy mengkubur putrinya sendiri. Kawan, jika kau sama denganku, sangat peduli akan masa depan, maka, ayo kita boikot lagu itu.


Coba kita makan menggunakan tangan.
Peran jempol sangat tinggi. Ia mendorong makanan yang dibawa oleh keempat jari kita yang lain kedalam mulut kita. Itulah kebaikan. Ia selalu mendorong sesuatu untuk bisa berjalan dengan baik.


Jika kita menunjuk seseorang dengan jari telunjuk kita. Maka satu jari akan menunjuk ke orang yang kita tuduh, sedang 3 jari yang lain menunjuk ke diri kita sendiri, sedangkan jempol tidak meunjuk pada siapa-2. Ia sangat netral. Begitulah kebaikan. Ketika ada perselisihan, ia mencoba menjadi penengah.


Jempol, sesuatu yang sering kita lupakan, namun perannya cukup tinggi. Itulah kita. Sering melupakan orang-2 yang sangat berarti bagi kita. Padahal ia sangat dekat dengan kita.

Jempol, jempolku untukmu.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda