Sabtu, 16 Februari 2008

"tidak" tidak selamanya berarti "tidak"

yup kata ini sungguh sangat merasuk dalam jiwaku. aku sungguh tidak percaya akan keajaiban kata-kata ini. awal kali aku mendengarnya dari temanku. aku pikir ini hanyalah sekumpulan kata-kata biasa. namun sejauh aku hidup ,aku pun menyadari betapa hebat kata-kata ini.

***

alkisah, ada seorang bapak yang sedang menggali tanah di depan pekarangan rumahnya.

tak lama kemudian ada seorang anak kecil, perempuan. bajunya yang compang-camping cukup mewakili kalo si gadis kecil itu seorang pengemis cilik.

"pak, minta uang buat berobat ibuku" kata sang anak.

bapak itu diam tak menghiraukan si anak. tangan yang dijulurkannya seolah-olah mewakili mulutnya yang ingin berkata "tidak".

gadis itu masih disana. demi melihat anak itu masih berdiri, bapak itu berkata "ga ada uang kecil dik".

"tapi ibuku butuh obat pak" si gadis menjawabnya

bapak itu melanjutkan pekerjaannya.

si gadis kecil masih di sana.

si bapak masih menggali. ketika membalikkan badannya, ia melihat si anak masih berdiri disana, dan bapak itu berkata lagi, "dik, aku masih sibuk"

"ibuku butuh obat pak"

lagi-lagi si bapak tidak memperhatikan si anak. dia tetap melanjutkan pekerjaannya. sesekali tubuh mungil si gadis itu di tabraknya sekedar bahasa visual bahwa bapak itu menolaknya.

si gadis masih bertahan. selang berapa lama disana, si gadis tak kuasa menahan tangis. si gadis kecil itu teringat akan ibunya yang sedang berbaring di alas tidur di rumahnya. tangisannya lalu semakin keras.

sepertinya tangisan itu mengusik hati si bapak. ia lalu menggerogoh kantung celananya. tak ditemukannya uang kecil, dan ia pun memberikan uang yang ada pada saat itu. selembar uang kertas pun ia berikan pada si gadis.

uang itu bernilai cukup besar, sehingga demi melihatnya, si gadis itu tak karuan senangnya. ia kegirangan, dan langsung mengucapkan "terima kasih" pada bapak sambil memeluknya.

si bapak pun merasakan betapa besar rasa terima kasih si anak dan mengikhlaskan uang itu. sepertinya si anak betul-betul membutuhkannya, pikirnya.

*****

sohib, keteguhan hati, ketegaran, dan ke pantang menyerahan si gadis kecil itu telah memenangkan kekerasan hati si bapak. bagaimana dengan kita? apakah kita bersedia untuk berjanji untuk mengatakan ("tidak" tidak selamanya berarti "tidak") ?

mungkin orang-2 akan mengatakan bahwakita keras kepala atau apalah, tapi sungguh kita harus bisa membedakan antara "keras kepala" dengan "keteguhan hati".

sukses!!!

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda