Jumat, 20 Maret 2009

sekolah gratis didepan mata

kawan, masih ingatkah kau tentang sekolah gratis yang udah lama aku idamkan itu?

bu Asih adalah orang yang bersedia memberikan rumah dan tanahnya demi niat baik itu. bua Asih adalah janda tua tanpa anak. dia berharap dengan adanya sekolah itu, maka akan ada anak yang akan mendoakannya.

sudah sekitar setahun lalu bu Asih berikrar mau memberikan rumah dan tanah itu. di tahun 2009 ini dia berharap urusan sudah selesai, dan rumah itu sudah atas namaku.

akhir bulan pebruari, dia pamit ke aku mau ke jombang, mau menyampaikan hal ini ke saudara-2nya disana. dia juga mau membuat surat wasiat dan mengurus beberapa surat-2 penting disana.

hari jumat tanggal 6 maret, ketika aku sedang asik mengajar anak-anak bimbingan unas-ku, tiba-2 hapeku berbunyi. bu Sri (sahabat bu asih) memberi kabar kalo bu Asih telah tiada.

tanpa selembar surat pun. tanpa bukti apa-2. tanpa mengenal saudara-2nya. dll. kawan bisakah kau merasakan bagaimana perasaanku?
demi Tuhan aku ga melihat rumah itu. tapi aku melihat niat baik bu Asih dan kebutuhannya akan doa dan amal shaleh. aku juga melihat amanah bu Asih yang dengan kesungguhannya mempercayakannya padaku.

kawan, jika aku memperjuangkan rumah itu, aku akan terlihat seperti orang bodoh yang serakah dan mau memanfaatkan kesempatan. namun jika aku tidak memperjuangkannya, bagaimana nasib Bu ASih "disana"?

kawan bantu aku, beri aku masukan.
sekolah itu harus ada. bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan?
secepat inikah?

Label:

1 Komentar:

Anonymous andri mengatakan...

innalillahi wa inna ilaihi roji'un...

Saya turut berduka atas kepergian bu Asih....

mungkin gak koyok sing mbok arepno. tapi jangan menjadi bodoh ketika awakmu harus rebutan harta dengan ahli waris bu Asih (ahli waris = saudara2 beliau).

Alloh pasti duwe rencana sing luwih sip...
Pancen gak mudah untuk menanamkan prototype pemikiran ini ke dalam otak. tapi awakmu juga mesti realistis. awakmu secara hukum bukan apa2-nya Bu Asih. ada banyak anak yang berada dibelakangmu, jadi berhati2lah bertindak. bila awakmu gak berhati2, nasib anak2 itu akan lebih gak karuan.

Mungkin awakmu iso silaturahmi nang dulure Bu Asih. sampaikan rasa belasungkawamu. perkenalkan bahwa awakmu mengenal beliau, dan beliau membimbing awakmu untuk membuat sebuah sekolah gratis, tapi ingat jangan pernah mengatakan bahwa Bu Asih pernah menjanjikan rumah dan tanah untuk dijadikan sekolah, apalagi dibaliknamakan atas nama pribadimu (ojok konyol). katakan bahwa beliau adalah orang yang sangat concern dengan dunia pendidikan.

ojok lali silaturahmi nok Bu Sri (sahabat Bu Asih). awakmu boleh berharap Bu Sri bisa membantu meneruskan keinginan Bu Asih untuk disampaikan ke saudara2 Bu Asih, tapi jangan terlalu ditekankan dan harapan itu jangan terlalu tinggi, kuwatir harapan iku gak iso diwujudno.

Gak onok salahe nek awakmu selalu mendo'akan Bu Asih, sesering sing awakmu inginkan. Semoga beliau mendapat pahala dari Alloh atas niat baiknya meski belum kesampaian.

Semoga Alloh menggetarkan hati saudara2 Bu Asih untuk meneruskan keinginan Bu Asih.

Sekolah itu harus ada, tapi harus dengan langkah elegan, pantas dan patut. ingat bahwa awakmu akan menjadi model bagi murid2mu. nek langkahmu gak baik...generasi yang diamanatkan nang awakmu gak akan menjadi generasi yang baik pula.

Sori Gust, aku gak iso mbantu akeh. Cuman do'a sing iso tak sumbangno.

Perjuangan masih harus terus Gust...jangan pernah berpikir kapan perjuangan ini berakhir, karena perjuangan ini akan berakhir saat umur kita berakhir.

success 4 U

Sabtu, April 04, 2009 12:24:00 AM  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda