Minggu, 29 Juni 2008

heaven on the planet

Tadabbur Alam day 5:”Heaven on the Planet”
Sabtu, 21 Juni 2008

Hatiku sudah sangat orgasme ingin melihat suku asli lombok, sasak.
Om bilang ada di dusun sade. Katanya, disana terdapat kebudayaan asli lombok. Pemerintash setempat memang sengaja melestarikannya, tapi tempatnya sangat jauh dari tempat kami. Kami disarankan ke Balai Bele saja.
Hmmm.., ya sudahlah, padahal, ketika om cerita tentang dusun Sade, aku ngiler pingin kesana loh. Ya sudah, mungkin lain kali aku akan kesana.

Kami berangkat ke Balai Bele. Waktu itu pukul 10 WITA di temani wawan dan Ika.

Dalam perjalanan, kami bertemu dengan upacara pernikahan adat setempat namanya NYONGKOLAN. Mereka (kedua mempelai) diarak dipinggir jalan. Aku tak mengerti maksudnya. Di barisan akhir, terdapat sekelompok pemain musik asli Lombok. Bunyinya seperti musik bali. Rancak, namun berirama. Keren habis untuk didengar.




Setelah menempuh sekian km perjalanan yang cukup jauh ini, akhirnya sampai pula kami di Balai Bele.
Balai bele sendiri merupakan satu peninggalan sejarah dari pulau Lombok yang berupa rumah asli suku sasak. Rumah ini terdapat didaerah JeroWaru.

Jerowaru sendiri, menurut keyakinan penduduk setempat berarti kota lama, atau kota dulu, yang artinya kota yang pertama kali ada di lombok ini, jauh sebelum mataram ada.
Ada pula yang mengatakan jerowaru berarti kota perempuan berambut panjang. Di kepala dusun setempat menyimpat segumpal rambut yang sebenarnya rambut itu sendiri hanya satu helai. Oleh karena rambut itu panjang sekali, lalu di gulung-gulung sehingga menjadi segumpal saja. Rambut itu disimpan dalam kantong yang terbuat dari kain. Ketika aku minta ditunjukkan benda itu, kepala dusun menolak dengan alasan, setiap orang yang habis melihat rambut itu, pasti meninggal. Ah, pikirku, jauh ketika aku dilahirkan di muka bumi ini, aku pun pasti meninggal. Tapi sudahlah.





Setelah hampir selesai, si empunya daerah sana mengatakan jika kita meneruskan perjalanan, maka kita akan bisa menikmati indahnya pantai surga. Waduh dari namanya saja aku jadi penasaran, seperti apa tempat itu.
NAH, INI DIA NIH YANG MEMBUATKU PALING MERASA TAKJUB…….
HEAVEN ON THE PLANET.

Tempat ini jauh ke selatan dar Jerowaru. Dari sana, lurus saja, hingga kamu menemukan pertigaan yang ada plang “heaven on the planet” berikut tanda panahnya, kamu belok kanan. Heaven on the planet sendiri tak lain hanyalah pantai yang oleh penduduk setempat disebut sebagai pantai surga. Tak banyak orang yang tahu. Bahkan Safarudin sekalipun yang asli lombok tidak tahu apa itu pantai surga.

Setelah belok kanan, mulailah petualangan kita menuju ke pantai itu. Kita akan menaik-turuni bukit-bukit. Hingga ke tempat tujuan aku sudah tak mampu lagi menghitung berapa bukit yang sudah kami lalui.

Memang benar filosofi hidup ini, jika kita menginginkan surga, maka jalanannya sangatlah terjal. Kata orang Malaysia, penuh onak dan berduri. Perjalanan melewari bukit ini bukanlah hal yang mudah. Akses jalan kesana sangat rusak dan sempit, kira2 selebar mobil avanza. Sebelah kanan dan kiri jalan sudah jurang, yang walaupun tidak terlalu dalam, tapi bonyok juga kalo kita sampai jatuh kesana. Batu-batuannya sangat keras.

Jauh sekali kita menjuju kesana, dan sangat jauh kita baru menemukan orang yang menjual bensin eceran. Dan tak satupun kami menemukan tambal ban, jadi…..jangan sampai ban motor atau mobil kita rusak disana, atau jangan sampai kita kehabisan bensin. Siap-siap saja dorong naik turun bukit.

Hampir sampai, dan wouw….surprise di kanan dan kiriku ternyata ada banyak sekali rumah suku asli sasak. Nah ni dia nih yang aku cari. Bukan hanya sekedar rumah, tapi masyarakatnya, Pola kehidupannya yang masih primitive, itu yang aku cari.

Suku ini benar-benar terasingkan. Jauh sekali dari hangar bingar kota. Tidak tersentuh oleh peradaban sama sekali. Kehidupan mereka pun sangat sederhana. Makan dan minum hasil dari kebun dan peternakan mereka. Ketika aku tersenyum pada mereka, mereka pun membalas senyum kami. Tampak sekali gigi-giginya yang masih kotor bekas kopi itu. Ah lucu sekali. Kulitnya yang kering semakin mempertegas keoriginalan suku yang tinggal disana. Benar-benar alami.

Rumah mereka terbuat dari kayu-kayu dan dedaunan yang disatukan dengan akar-akar atau serat kelapa. Very nature. Sungguh melihat kondisi ini, menguatkan keyakinanku bahwa kita pun berasal dari suku yang (mungkin) lebih primitive dari ini. Dan semakin meyakinkanku bahwa dengan belajar, maka kita bisa mengubah peradaban.

Jauh kami meneruskan perjalanan, hingga tak terasa, capek juga tubuh ini, terutama bokongku yang dari tadi duduk di motor. Kami beristirahat sejenak. Tiba-tiba angin semilir menyapa kami. Kata mas tofik, ini adalah angina pantai. Byur, terdengar lirih suara ombak, lalu kami mengintip dibalik pepohonan, ternyata…… disana…..ya disana…. Itu pantainya. Tiba-tiba saja rasa capek kami hilang. Kami lanjutkan perjalanan.

Sampai digerbang pantai, terdapat tulisan “private property, do not entry”. Apa maksudnya ini?. Tiba-tiba ada 2 orang turis melewati kami menuju ke penginapan di sebelah sana. Mereka memandangi kami penuh curiga. Aneh, kataku dalam hati. Suara ombak lebih menarik bagiku daripada mencari jawaban atas kepenasaranku akan pandangan si turis tadi.

Kami menuruni bukit dengan berjalan kaki. Dan …… sampailah kami di pantai ini.
WOUW…..ANCOOOOR…..KEREN…. SUBHANALLAH…..Cuma itu kata-kata yang keluar dari bibirku. Aku dan mas tofik saling berpandangan. Aku tahu dia memikirkan hal yang sama denganku, KEREN.

Tempat itu sepi sekali seperti seolah-olah tertutup untuk umum. Cuma ada kami, dan skitar 4 orang pencari kulit kerang.

Wouw, pasirnya putih, mengelitik kami untuk saling melempar pasir. Kami berempat berlari bekejaran. Berlomba hingga sampai di karang diujung pantai. Kaki kami tersangkut di pasir yang berwarna putih krem itu. Sandal kami angkut, lalu kami berlari tanpa alas kaki. Wawanlah yang mencapai pertama kali. Aku tak sabar untuk mencicipi pantainya.

Pantai di panatai surga ini, seolah-olah terbagi menjadi 3 bagian. Bagian yang pertama-tempat kami berpijak, adalah bagian pantai tak berombak, kalaupun ada, sangat kecil. Disana, kita bisa melihat beningnya air pantai. Dan disana kita bisa melihat terumbu karang yang ada disana. Kami melihat landak laut, ikan-ikan yang luar biasa indahnya. Tidak seperti ikan kecebong yang sering kami lihat di selokan pinggir rumah kami. Ikan-2 itu siripnya diatas dan dibawah seperti ikan laut biasanya. Kami juga melihat bintang laut.

Kami tergugah untuk lari ke bagian yang kedua. Disana, pantainya tak berkarang, namun bersih sekali pantainya. Ombaknya sedang. Tidak besar, juga tidak kecil.

Untuk menuju kesana, kita harus melewati batu-2batu besar yang berrwarna putih seperti bukit kapur di grand canyon itu. Keren banget. Kami menaikturuni bukit kapur itu.

Ada suara monyet dari balik gua yang kami lewati. Tapi kami tak berani kesana.

Kami langsung menuju ke pantai. Disana kami berenang. Menelentangkan tubuh ini. Membiarkannya disapu ombak. Kami tertawa keras ketika tubuh kami terseret ombak ke tepi pantai. Tiba-tiba saja badan ini bergerak ke pantai. Kami senang minta ampun deh…. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah. Jauh sekali dari kondisi kenjeran yang selama ini aku bangga-banggakan sebagai mantan calon cak sby.





Setelah puas bermain di pantai, kami berempat pulang. Aku masih penasaran dengan pandangan turis itu. Sejenak aku baca lagi plang “dilarang masuk” itu. Di bawahnya terdapat tulisan “www.heavenontheplanet.co.nz”. sial, kenapa aku baru sadar ya?

Skr aku tahu arti tatapan itu, skr aku juga tahu knp tempat itu sepi pengunjungnya. Apa mungkin benar dugaanku bahwa……?.
Aku menumpang bertanya pada orang yang tinggal disana. Dia adalah pegawai hotel yang ada ditempat itu. Aku bertanya siapa pemilik hotel ini. Ia menjawab sebuah nama, Kerry Black. Ia juga bilang, tempat ini telah dibeli oleh Black seharga 150 juta. Oh shit, apa benar pantaiku telah dijual? Semurah itukah harga negeriku?.

Pantas saja turis itu menatapku aneh. Mungkin ia berpikir, bagaimana bisa orang pribumi bisa masuk disana?

Aku pulang membawa sejuta kesenangan dan kesedihan. Aku terpuaskan dengan indahnya alam di pantai surga. Tapi aku kecewa dengan dijualnya tanah negeriku ke orang asing. Aku kecewa…..aku kecewa……aku kecewa….!!

Malam mulai menampakkan diri. Kami pulang, naik turun bukit lagi. Kali ini lebih mencekam karena ternyata kami telah masuk di alam bebas tanpa ada lampu jalan sama sekali. Gelap semua. Hanya lampu motor kami yang menyala.

Ingat! Jangan sampai kendaraan kita mogok di tengah jalan. Sebelum berangkat, pastikan semuanya dalam kondisi OK.

Label:

where am i?

Tadabbur Alam day 4: ”where am I?”

Jumat, 20 Juni 2008

Merasakan Masjid di tiap kota selalu menjadi favoritku dalam berwisata. Seperti halnya masjid agung malang, bandung, madiun, dll masjid-masjid di Lombok ini juga cukup memikat. Bagaimana tidak, masjid kan rumahNya Allah. Sebuah kebanggan bagiku bisa menjadi tamu bagi Allah. Berharap suatu saat aku bisa pergi ke “the Real Baitullah – Mecca”.

Kata orang Lombok, Lombok adalah negeri seribu satu masjid. Dimana-mana terdapat masjid. Islam disana berkembang dengan pesat. Berbeda dengan daerah-2 di Indonesia yang islamnya berkembang dari arah barat ke timur, islam di lombok berkembang dari timur ke barat. Jadi pusat kebudayaan islam justru ada di lombok Timur. Ini dikarenakan posisi lombok barat yang sangat dekat dengan bali, jadi penyebaran agama hindu masih lebih kuat disana.

Habis merasakan salah satu masjid yang cukup besar didaerah pancor, selong, aku langsung pinjam motor om dan wuuuuuessssszzzz….. kami pun berkelana.
Kami tidak tahu kemana kami harus pergi, yang jelas kami ingin berkelana ga tahu kemana. Kami hanya berbekal arah mata angin yang ditunjukkan dengan adanya sinar mentari.

Mak bleszhg, ternyata kami sudah sampai di ujung timur pulau lombok, tepatnya di pantai labuhan haji. Keren sekali. Pantainya bersih, ombaknya……. Sumpah keren banget. Ada satu bagian yang aku paling suka. Diujung sana…… diujung pantai itu. Ada bukit yang ditanami pohon kelapa. View dari tempatku berpijak bagus banget. Kombinasi antara bibir pantai, ombak, pasir, dan bukit kelapa itu, sungguh indah luar biasa.

Pantai ini sepi sekali, hanya sekitar kurang dari sepuluh orang yang ada disana. Itupun penambang batu, orang yang sedang memancing, seorang bayi, dan kami berdua.

Wah sayang sekali, andai saja pantai ini dijadikan kawasan wisata pasti rame. Berbeda jauh dengan kenjeran yang sudah sangat kotor, pantai ini bersih. Aku yakin tempat ini bisa menyedot turis banyak sekali, entah domestic maupun mancanegara. Dari tempat kami berdiri, kami bisa melihat pulau diseberang sana, yang tak lain dan tak bukan adalah sumbawa. Argh, jadi pingin kesana. Aku pingin melihat hamparan padang rumput dan padang pasir yang luas. Insya Allah kapan-kapan aku akan kesana. Pulau didepanku itu tampak berbukit dan bergunung-2. kata orang, kalo malam hari, tampak sangat indah karena cahaya bulan dan lampu perusahaan newmont yang terkenal itu beradu menemani suara ombak yang meraung-raung.









Sepulang dari sana, kami memasuki daerah pelosok, melewati bukit-bukit. Coba-coba saja, toh matahari masih bersinar, jadi ia masih bisa membawa kami pulang kembali. Subhanallah. Kawasan yang masih “virgin” dari polusi ini sangat menjanjikan udara yang segar. Cocok sekali bagi penderita asma. Di kanan dan kiri kita bisa melihat jajaran pohon kelapa yang menjulang tinggi sekitar lebih dari 5 meter. Sepertinya kelapa adalah tanaman khas lombok. Tak lama kami masuk kawasan terpencil itu, tiba-tiba ada sapi yang sedang mengangkut sayur-sayuran. Kami layangkan senyum pada bapak sopirnya, dan ia pun membalas senyum kami. Sangat mengesankan.

Kami bergegas kembali karena matahari sebentar lagi hendak terbenam. Kami pulang kerumah om. Sesampainya di daerah rumah om, kami keliling disana, dan sampailah kami di depan SMKN 1 Selong. Ah, itu kan sekolahnya si Safarudin anak Matematika 06. kami kembali pulang.

Habis magrib, kami jalan-jalan di Taman Selong. Alun-alunnya kota Selong. Seperti biasanya, selain taman nan asri layaknya alun-alun, disana banyak sekali pedagang-pedagang makanan. Kebanyakan dari jawa sih. Kentara sekali dari bahasanya. Selain itu juga ada muda-mudi yang sedang dimabuk asmara. Mereka tak peduli ada kami disana. Benar kata orang, kalo sudah pacaran ,dunia serasa milik berdua. Mas topik bilang, “gus gmn kalo kita langsung nimbrung di antara mereka.? Kita sok kenal aja sambil nawarin martabak ini ke mereka”

“ya. Aku langsung nimbrung ke ceweknya, kamu yang cowoknya aja ya” jawabku sambil disusul gelak tawa kami.

Hari ini, labuhan Haji cukup memikat. Tapi kami kurang puas. Kami mau mencari tempat-tempat indah yang lain, terutama yang belum banyak dikunjungi oranglain.

Label:

rumah apung

Tadabbur Alam day 3: “rumah Apung”

Kamis 19 juni 2008

Pukul 3 pagi WITA sampai di pelabuhan Gilimanuk, bali. Sekarang kami berlanjut lagi ke pelabuhan padang bai bali menuju ke lombok.

Sampai di padangbai pukul 9 pagi. Kita sarapan sambil mencari dulu warung muslim. Tahu sendiri kan? Di bali kita masih ragu ke-halal-annya.

Berangkat dari pelabuhan padang bai pukul 10 pagi.
Kami berkenalan dengan salah satu turis dari Holland. Namanya Jacko. Bahasa inggrisnya masih agak susah dimengerti (ato aku yang ga ngerti ya?hehehe :P)

Sampai di pelabuhan Lembar, Lombok pukul 3 sore. Aduh, baru kali ini aku mengerti kata “mabuk laut”. Gila. Padahal, hari senin, sehari sebelum berangkat jalan-jalan aku naik galleon di Tunjungan Plasa. Maksudnya latihan dulu gitu. Eh ternyata mabuk laut juga. Kepala pusing, perut terasa dikocok-2. mual.

Sialan, si sopir itu ternyata menipu kami. Dari lembar ke terminal mataram, kami sudah deal per orang 10000, jadi kena 20000 untuk aku dan mas tofik. Eh ga tahunya di jalan kami di oper ma sopir lain. Kirain ga bayar lagi, ternyata sampai di terminal Sweta. Kami di pungut lagi. Ah, daripada berduel (padahal ga berani, ayo ngaku….!) mending kasih daaaaah. Kita kan lagi di pulaunya orang lain.

Sampai di terminal Sweta (mataram) jam 4 sore.
Kami lanjut perjalanan menuju ke Pancor, selong, di rumah om-ku.

Sampai disana jam 5 sore WITA.

Informasi perjalanan:

Tiket penyebrangan ketapang – gilimanuk 6000. waktu, kapanpun asal ada kapal.

Angkutan gilimanuk – padangbai 35000,. Tapi sebenarnya di bali dan lombok itu tidak ada harga standar, jadi kita bisa tawar-menawar dulu. So, pandai-pandailah menawar.

Penyebrangan padangbai-lembar 28000.

Angkutan lembar – mataram 10000

Mataram – pancor 10000

Sekali lagi, menawarlah

Label:

rumah berjalan

Tadabbur alam day 2: “rumah berjalan”

Rabu, 18 Juni 2008
Jam 04.00
Bangun pagi untuk sholat shubuh di masjid kantor polisi.
Habis gitu lanjut perjalanan ke lempuyangan, tapi kami mau ke kraton Jogja dulu. Melihat suasana shubuh disana. Dilapangan besar depan kraton banyak sekali orang yang berolahraga.
Mandi dikamar mandi umum deket masjid DPRD Malioboro.
Makan nasi kucing diwarung pinggir jalan.

Sego kucing. Argh, jadi ingat solo. Pertama kali aku makan sego kucing pas road show jawa bareng anto. Waktu itu dirumahnya Agus, disolo. Aku diajaknya makan nasi kucing yang seuprit dan emang mirip makannya kucing lengkap dengan cuilan ikan tongkol gorengnya.

Lanjut ke lempuyangan. Beli tiket perjalanan ke ketapang Banyuwangi. Rute kita kali ini, langsung ke Lombok.

Nothing special on that day, kecuali bertemu dengan ibu narsis yang selalu mengunggulkan Anaknya & Jogja, tempat tinggalnya. Bukanya apa-apa sih, tapi pas menjelek-jelekkan orang lain dan kota lain, itu yang aku ga suka. Sok kaya, sok bermartabat, sok darah biru. Bull shit dengan itu semua. Kalo kamu memang kaya, kenapa naik ekonomi yang panas, bergumul dengan orang-orang kotor seperti kami? Kenapa tidak naik kelas eksekutif saja? Atau kalo perlu, kenapa tidak membuat jalan saja antara Jogja-Surabaya yang orang lain tidak boleh lewat selain kamu dan keluarga ningratmu itu?
Kekritisanku yang akhirnya mendapatkan sindiran pedas darinya, membuatnya agak aneh memandangku. Bukannya (seharusnya) aku yang memandang aneh dirinya ya?

Mas Taufik yang ga betah mendengarkan omongannya, langsung angkat kaki dari tempat duduknya, dan berdiri di pinggir pintu kereta. Aku cuek saja. Aku tiduran saja, atau membaca buku “gue never die”nya Sallim A. Fillah.

Sampai di stasiun ketapang jam 12.00 malam. Sholat isya, langsung go ke pelabuhan ketapang.


Informasi perjalanan:

Kereta api sri tanjung Jogja-Sby-Bnyuwgi berangkat dari stasiun Jogja pukul 08.00 tiba di stasin banyuwangi jam 12 malam.
Harga tiket 38.000

Harga toilet umum, mandi (2000), kencing / BAB (1000). Penting nih untuk diketahui, walopun kecil, tapi lumayan besar kalo dikalikan terutama bagi orang yang sering kencing kayak aku gini.

Harga Air minum mineral 600 ml (1500), botol besar (3500-4000)

Harga nasi kucing (1000)., gorengan (500), teh hangat (500).

Label:

“@Jogja. Berkarya melawan kenaikan BBM”

Tadabbur Alam day 1: “@Jogja. Berkarya melawan kenaikan BBM”

Selasa, 17 Juni 2008
Jam 4.00

Malam tadi aku tidak bisa tidur pulas, memikirkan bagaimana perjalananku kali ini. Aku sengaja berkomitmen dengan temanku hanya membawa duit 200 ribu tapi harus bisa dipake selama perjalanan.

MBAMBUNG. Itu adalah istilah untuk menggambarkan trip kita kali ini, yang berarti menjadi gelandangan. Uang yang ada di kita harus benar-benar digunakan seirit mungkin, yakni dengan cara:
Makan seadanya
Tidur dimana aja yang penting bisa tidur.
Angkutan seirit mungkin, yang jelas, kita punya kendaraan yang paling hebat didunia, KAKI

Aku naik Kereta Pasundan menuju Jogja pukul 5.30
Kami (aku en mas Taufik) memang berencana mau ke Banyuwangi. Kapan hari dia (mas Taufik) pernah bilang disana ada Sekolah Alam yang bayarnya Cuma sayuran. Gile bener. Aku yang emang dari sononya getol sama yang namanya dunia pendidikan, merasa tertantang untuk kesana. Aku orgasme pingin segera melihat sekolah yang cukup unik itu. Lalu aku nyeletuk, gimana kalo sekalian di Lombok? Secara disana ada keluargaku yang selama ini aku tidak pernah mengenalnya. Dia pun meng-iyakan. Akhirnya kita putuskan untuk pergi ke timur untuk mencari kitab suci (halah!).

Tetapi agar perjalanan kita lancar maka kita pergi ke Jogja dulu, lho, apa hubungannya?

Begini, tahu yang namanya anak panah kan? Sebelum ia ditembakkan, ia terlebih dulu, ditarik kebelakang. Nah, dengan berprinsip pada hukum Alam itu, maka kami pergi ke barat dulu sebelum ke timur. Masuk akal ga seeh? Hehehe. Ga kok, sebenarnya kami kesana tuh, dalam rangka mau melihat pak Djoko, orang yang telah menemukan bahan bakar dari Air mineral. Bener ga seeh? Ternyata benar lho. Tapi aku ga tahu caranya. Nti deh kapan-kapan aku posting khusus untuk ini, ok.


sampai di Jogja pukul 12.00. turun di lempuyangan. Nah ni dia nih, yang cukup buat aku agak gmn gitu….? Ternyata di Solo, Jogja, Bandung dan Jakarta, stasiun kereta untuk kelas ekonomi dan kelas eksekutif itu disendirikan. Masing-masing memiliki stasiun sendiri-sendiri.
Di jogja misalnya, untuk kelas ekonomi, mereka hanya boleh turun di stasiun lempuyangan saja, sedangkan kelas eksekutif di stasiun tugu.
Apakah kastaisme masih berlaku di negeri kita tercinta yang (katanya) pingin maju bersama-sama ini?

Ini, adalah foto-fotonya.



Pas sholat magrib dimasjid DPRD di daeraah Malioboro, ada kejadian seru !
Ada maling sandal yang ketangkap basah mencuri sandal milik jamaah.
Alhasil dikeroyok massa deh. Bonyoklah sudah. Kasihan juga seeeh. Tapi kata warga sana, ini bukan pertama kalinya kasus kehilangan sandal. Ada saksi mata mengatakan bahwa orang itu sering datang kemasjid itu, tapi tidak pernah sholat. Pake celana pendek, mana mungkin mau sholat. Riwa-riwi berkeliaran sekitar masjid.

Saran aja nih, kalo pakai sandal atau sepatu, sediakan tas plasttik (kresek). Bungkus saja sandal anda. Atau kalo ga ada, pisahkan sandal anda kanan dan kirinya. Letakkan ditempat yang agak jauh paling tidak 5 meter. Terus, jangan taruh barang bawaan anda ditempat yang jauh dari tempat anda sholat. Yang paling aman adalah ditaruh didepan anda. Bukan disamping atau dibelakang.

Argh, capek juga berjalan dari lempuyangan, malioboro, trus ke jalan HOS Cokroaminoto, jalan-jalan lagi ke malioboro, trus ke lempuyangan (pinginnya sih langsung ke banyuwangi). Sesampainya di lempuyangan eh ternyata ketinggalan kereta. Ya sudah kita cari tempat tidur yang aman, akhirnya kita putuskan di malioboro saja. Dikantor polisi dekat kraton. Jalan lagi. Ugh, capeknya, tapi asik juga melintasi Jogja dimalam hari.

Tidur…….

Informasi perjalanan:
Kereta api pasundan sby-jgja-bandung berangkat dari stasiun gubeng pkl 0530. sampai di Jogja 12.00. kalo mau meneruskan perjalanan ke stasiun tugu, naik Pramek (prambanan ekspress solo-jogja) aja. Gratis. Prameks datang jam 1300. jadi istirahatlah sebentar sambil cari makan siang atau sholat dulu di lempuyangan.

Harga tiket pasundan 21000.
Kalo mau naik becak atau andong, bersikaplah seolah-olah sudah paham daerah sana, karena jika tidak, akan dikenakan biaya yang besar. Dulu aku pernah dari tugu ke lempuyangan kena 15000. uang segitu jaman tahun 2006 sangat besar untuk jarak yang Cuma segitu.

Tadzabur Alam

Tadabbur alam.
Rasanya sangat tepat kata ini aku jadikan tema dalam liburanku kali ini. Berawal dari sebuah keyakinan bahwa dengan dengan mengenal alam ini, maka aku akan lebih mengenal Tuhanku.

Melihat ciptaanNya yang sungguh luarbiasa besar ini, aku semakin kagum betapa Sang Pencipta alam ini, jauh lebih besar dari ciptaanNya.
Melihat alamNya yang sungguh luarbiasa indah ini, aku semakin percaya bahwa Tuhanku adalah desainer yang sangat luarbiasa Maha Indahnya.

Jalan-jalan bagiku adalah ajang untuk mendekatkan diri padaNya. Bukan sekedar senang-senang, atau menghamburkan uang, tetapi lebih jauh dari itu, aku selalu mencari bukti dan pembenaran bahwa diri ini sangatlah kecil dihadapanNya. Betapa tidak, dunia yang selama ini aku ketahui hanya sebesar Surabaya, atau sampai di Jakarta saja, ternyata salah. Dunia ini sangat besar untuk dilabuhi.

Aku juga ingin mengenal makhluk Tuhan yang lain. Meski dalam ujud manusia yang sama sepertiku, namun ternyata Tuhan masih menyisakan banyak rahasia dibalik penciptaanNya terhadap manusia.
Manusia yang selama ini aku ketahui hanya sekedar suku jawa saja, ternyata salah. Manusia ini banyak sekali. Di bali, aku menemukan orang-orang dengan logat yang beda dengan jawa. Aku juga bertemu turis yang (ternyata)memang benar, mereka sama sekali berbeda dengan kita (kulitnya, cara bicara, bahasa, gaya pemikiran, dll).
Aku juga bertemu suku primitive di lombok. Juga jauh sangat berbeda.

Aku lihat wajah, kulit, tinggi badan, model rambut, dll, setiap dari kita berbeda. Subhanallah, Allahuakbar, Maha besar Engkau atas segala penciptaanMu. Sebuah pertanyaan besar merongrong dalam benakku, BAGAIMANA BISA SEORANG YANG BUKAN TUHAN, MENCIPTAKAN MANUSIA YANG BERBEDA-BEDA SEJUMLAH SEPERTI INI?. Sungguh hanya Engkau yang bisa, Tuhanku.

Yup. Tidak usah berlama-lama lagi, inilah kisah perjalananku selama 11 hari.

Label:

Rabu, 11 Juni 2008

for you all my best pren

I had a dream
of the wide open prairie
I had a dream
of the pale morning sky
I had a dream
that we flew on golden wings
And we were the same
just the same
you and I

Follow your heart
little child of the west wind
Follow the voice
that's calling you home
Follow your dreams
but always, remember me
I am your brother
under the sun

We are like birds of a feather
We are two hearts joined together
We will be forever as one
My brother under the sun

Wherever you hear - the wind in the canyon
Wherever you see - the buffalo run
Wherever you go - I'll be there beside you
Cos you are my brother - my brother under the sun

Label:

i will always return, God!

I hear the wind call my name -
The sound that leads me home again.
The sparks of the fire,
A flame that still burns...
To you, I will always return.

I know the road is long,
But where you are is home.
Wherever you stay,
I'll find the way.
I'll run like the river,
I'll follow the sun.
I'll fly like an eagle,
To where I belong.

Can't stand the distance,
I can't dream alone,
I can't wait to see you -
Yes, I'm on my way home.

Now I know that it's true,
That every road leads to you.
And in the hour of darkness,
Your light gets me through.

You run like the river,
Your show lights the sound.
You fly like an eagle,
You are the one.
I've seen every sunset,
And with all that I've learned -
It's to you I will always,
Always,
Return.

Label:

Jumat, 06 Juni 2008

Atlit Indonesia!!!! kau harus menang!!!


lagi musim olimpiade nih.
semangat selalu menjadi masalah dari bangsa kita. ehhhmmmm. ijinkan orang bodoh ini memberi semangat pada atlit yang bentar lagi berjuang di panggung internasional dalam ajang olimpiade beijing 2008. selamat berjuang kawan. kami haus prestasi kamu.

rawe-rawe rantas, malang-malang putung
sekali atlit dilepas, pulang harus untung.

so, gimme your best performance bro!!!